Nama
: Muhammad Dwi Juliansyah
Kelas
: KM 19A
NIM :
0802519101
Livi Zheng Dan Kasus-Kasusnya
1. Livi Zheng
Siapa itu Livi Zheng? Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang tema ini ktia harus mengetahui dulu siapa itu Livi Zheng. Livi Zheng adalah putri bangsa dari pasangan suami-istri Bpk. Gunawan Witjaksono atau akrab di kenal The Hok Bing, dan ibunya bernama Ibu Lilik Juliati atau Lili The Hok Bing. Livi merupakan putri Indonesia yang lahir di Malang pada tanggal 3 April pada tahun 1989.
Livi Zheng merupakan anak Indonesia yang beruntung mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi kuliah nya di salah satu universitas di Amerika Serikat tepatnya di kota Washington yaitu University of Washinton. Dan setelah lulus dia melanjutkan studinya untuk mendalami ilmu di dunia film. Dia melanjutkan studinya ke University of Southern California School of Cinematics Art. Sudah bukan rahasia lagi bahwa universitas itu telah melahirkan berberapa sutradara hebat contoh nya George Lucas, Robert Zemeckis, dan Brian Grazer.
2. Soal Kontroversi yang Mengatas Namakan Livi Zheng
Livi Zheng pernah membuat film pada tahun 2015 yang berjudul Brush With Danger yang bergenre Drama, Action dan Romance. Film ini menuai pujian dari seorang aktor internasional asal Indonesia yaitu Yayan Ruhian atau yang lebih sering di kenal dengan Mad Dog karna aksi hebatnya saat memerankan Mad Dog di film The Raid. Sayangnya film ini tidak mau atau mungkin tidak berani memamerkan jumlah penonton yang telah menonton film tersebut. Akhirnya para pengkritik film dan pengamat film mengandalkan opini mereka dan juga kadang melihat dari situs film seperti IMDB dan Rotten Tomatoes. Review dari situs tersebut menyebutkan rating film itu ada di 3.4/10.
Livi Zheng juga membuat film lagi pada tahun 2018 yang mengambil tema dari budaya Indonesia yaitu gamelan yang berjudul Bali : Beats of Paradise. Film ini bergenre Documentary yang bersinopsis Musik gamelan yang telah menyebar ke sebagian besar negara bagian di AS, tetapi sayangnya mulai menurun di tanah air. Wenten ingin meninggalkan sesuatu yang istimewa sebelum beliau pensiun dan kembali ke Bali. Secara kebetulan penyanyi pemenang Grammy, Judith Hill, sedang mencari suara khas untuk musik baru yang sedang ia komposisikan. Dia tertarik dengan musik gamelan dan pergi untuk membahas perpaduan gaya musik. Hill dan Wenten bekerja di studio mengerjakan "Queen of the Hill", sebuah lagu yang memadukan musik funk dan gamelan. Mereka memutuskan untuk membuat video klip yang diambil di Joshua Tree Desert, California Selatan.
Dan seorang sutradara internasional asal Indonesia yaitu Joko Anwar juga menngatakan bahwa film yang memenuhi persyaratan untuk diikutsertakan ke ajang Oscar pun belum tentu memiliki kualitas yang baik. Ia mencontohkan film bertajuk Vampire Academy yang merupakan film kelas B. Beliau berkata "Film kalau misalnya in contention for Oscar, artinya eligible untuk Oscar memang script dan filmnya diminta. Bukan berarti filmnya secara kualitas up to Oscar standard and quality," tapi Livi Zheng menegaskan bahwa filmnya yang berhasil masuk seleksi nominasi Oscar karna memang memiliki kualitas yang memenuhi standar Oscar.
1. Livi Zheng
Siapa itu Livi Zheng? Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang tema ini ktia harus mengetahui dulu siapa itu Livi Zheng. Livi Zheng adalah putri bangsa dari pasangan suami-istri Bpk. Gunawan Witjaksono atau akrab di kenal The Hok Bing, dan ibunya bernama Ibu Lilik Juliati atau Lili The Hok Bing. Livi merupakan putri Indonesia yang lahir di Malang pada tanggal 3 April pada tahun 1989.
Livi Zheng merupakan anak Indonesia yang beruntung mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi kuliah nya di salah satu universitas di Amerika Serikat tepatnya di kota Washington yaitu University of Washinton. Dan setelah lulus dia melanjutkan studinya untuk mendalami ilmu di dunia film. Dia melanjutkan studinya ke University of Southern California School of Cinematics Art. Sudah bukan rahasia lagi bahwa universitas itu telah melahirkan berberapa sutradara hebat contoh nya George Lucas, Robert Zemeckis, dan Brian Grazer.
2. Soal Kontroversi yang Mengatas Namakan Livi Zheng
Livi Zheng pernah membuat film pada tahun 2015 yang berjudul Brush With Danger yang bergenre Drama, Action dan Romance. Film ini menuai pujian dari seorang aktor internasional asal Indonesia yaitu Yayan Ruhian atau yang lebih sering di kenal dengan Mad Dog karna aksi hebatnya saat memerankan Mad Dog di film The Raid. Sayangnya film ini tidak mau atau mungkin tidak berani memamerkan jumlah penonton yang telah menonton film tersebut. Akhirnya para pengkritik film dan pengamat film mengandalkan opini mereka dan juga kadang melihat dari situs film seperti IMDB dan Rotten Tomatoes. Review dari situs tersebut menyebutkan rating film itu ada di 3.4/10.
Livi Zheng juga membuat film lagi pada tahun 2018 yang mengambil tema dari budaya Indonesia yaitu gamelan yang berjudul Bali : Beats of Paradise. Film ini bergenre Documentary yang bersinopsis Musik gamelan yang telah menyebar ke sebagian besar negara bagian di AS, tetapi sayangnya mulai menurun di tanah air. Wenten ingin meninggalkan sesuatu yang istimewa sebelum beliau pensiun dan kembali ke Bali. Secara kebetulan penyanyi pemenang Grammy, Judith Hill, sedang mencari suara khas untuk musik baru yang sedang ia komposisikan. Dia tertarik dengan musik gamelan dan pergi untuk membahas perpaduan gaya musik. Hill dan Wenten bekerja di studio mengerjakan "Queen of the Hill", sebuah lagu yang memadukan musik funk dan gamelan. Mereka memutuskan untuk membuat video klip yang diambil di Joshua Tree Desert, California Selatan.
Dan seorang sutradara internasional asal Indonesia yaitu Joko Anwar juga menngatakan bahwa film yang memenuhi persyaratan untuk diikutsertakan ke ajang Oscar pun belum tentu memiliki kualitas yang baik. Ia mencontohkan film bertajuk Vampire Academy yang merupakan film kelas B. Beliau berkata "Film kalau misalnya in contention for Oscar, artinya eligible untuk Oscar memang script dan filmnya diminta. Bukan berarti filmnya secara kualitas up to Oscar standard and quality," tapi Livi Zheng menegaskan bahwa filmnya yang berhasil masuk seleksi nominasi Oscar karna memang memiliki kualitas yang memenuhi standar Oscar.
3. Kesimpulan Film yang Ideal
Saya pribadi sangat menyukai film. Saya pun pernah membaut berberapa film pendek. Tapi saya tidak berani mengambil opini tentang film yang ideal. Saya akan mengutip kata-kata dari berberapa pembuat film terkenal. Tapi sebelum itu saya akan memberikan opini sedikit. Bagi saya film itu harus bisa menyampaikan emosi, isi, pesan, dan moral kepada penonton. Jika tidak bisa menyanggupi 4 elemen yang harus di sampaikan, maka bagi saya film itu gagal.
Bagi saya film yang di sutradarai oleh Livi Zheng adalah film yang ideal, buktinya film itu bisa di daftarkan di nominasi Best Picture pada ajang penghargaan Oscar. Apa yang membuat film itu menuai opini buruk? Pertama adalah Promosi yang Berlebihan mengakibatkan ekspetasi yang sangat besar dengan film tersebut. Membuat orang-orang yang menonton merasa kecewa karna tidak sesuai dengan ekspetasi bahkan adalah salah satu channel di situs youtube yaitu Nerd Review menunjukan rasa kecewa dengan berkata “ jangan kan standar Oscar ini mah standar FFI ( Festival Film Indonesia ) aja belum “. Film Brush With Danger ( 2014 ) “. Itu adalah opini saya.
4.
Industri Film Harus Seperti Apa
Saat ini Industri Perfilman Indonesia sudah sangat meningkat. Dilihat dari banyaknya film Indonesia yang di akui dan di kritik oleh pengamat film di luar negri. Jadi menurut saya saat ini Industri Film Indonesia sudah sangat stabil. Mungkin hanya lebih membahas lebih dalam tentang film yang moralnya biasa saja, contoh seperti kisah cinta. Ada ratusan film dengan kisah cinta yang berakhir sama, yang membuat saat ini film percintaan pasarnya mulai menurun, dan ceritanya jadi klise.
5. Kesimpulan
Jika diambil untuk kehidupan, bahwa jangan kita itu melebih-lebihkan diri kita dengan apa yang sudah kita capai. Contoh Livi Zheng yang sekarang malah menjadi kontroversial. Tapi saya sedikit senang tentang kasus ini yang membuat dunia perfilman Indonesia jadi terlihat di publik.
Saat ini Industri Perfilman Indonesia sudah sangat meningkat. Dilihat dari banyaknya film Indonesia yang di akui dan di kritik oleh pengamat film di luar negri. Jadi menurut saya saat ini Industri Film Indonesia sudah sangat stabil. Mungkin hanya lebih membahas lebih dalam tentang film yang moralnya biasa saja, contoh seperti kisah cinta. Ada ratusan film dengan kisah cinta yang berakhir sama, yang membuat saat ini film percintaan pasarnya mulai menurun, dan ceritanya jadi klise.
5. Kesimpulan
Jika diambil untuk kehidupan, bahwa jangan kita itu melebih-lebihkan diri kita dengan apa yang sudah kita capai. Contoh Livi Zheng yang sekarang malah menjadi kontroversial. Tapi saya sedikit senang tentang kasus ini yang membuat dunia perfilman Indonesia jadi terlihat di publik.